Social Icons

Blogger Widgets

Pages

Rabu, 11 Juni 2014

Pudarnya nilai-nilai sufistik dalam kepeminpinan




Kepeminpinan itu wajib ada, baik secara syar’i ataupun secara aqli. Adapun secara syar’i misalnya tersirat dari firman Allah tentang doa orang-orang yang selamat “ dan jadikanlah kami sebagai imam ( pemimpin ) bagi orang-orang yang bertakwa “ ( Q. S. Al-Furqan : 74 ). Demikian pula firman Allah “ taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul dan para ulil amri diantara kalian “ ( Q. S. An-Nisa : 59 ).
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits yang sangat terkenal : “ setiap dari kalian adalah peminpin, dan setiap dari kalian akan ditanya tentang kepeminpinannya “. Terdapat pula dalam sebuah hadits yang menyatakan wajibnya menunjuk seorang pemimpin perjalanan diantara tiga orang yang melakukan suatu perjalanan. Adapun secara aqli, sesuatu tatanan tanpa kepemimpinan pasti akan rusak dan porak poranda.
Sedangkan menjadi pemimpin yang baik dan benar itu sangatlah sulit, karena seorang pemimpin adalah pengemban amanat bukan menjadi penguasa atas seseorang atau sekelompok. Rasulullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samura “ janganlah engkau menuntut suatu jabatan, sesungguhnya jika didapat karena ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya “ ( HR. Al-Bukhari dan Muslim ).
Karena seorang pemimpin merupakan khalifah ( pengganti ) Allah dimuka bumi, maka dia harus bias berfungsi sebagai  kepanjangan tangan-Nya. Allah merupakan Rabb semesta alam, yang berarti Dzat yang mentarbiyah seluruh alam, maka  seorang pemimpin  harus bias menjadi wasilah bagi tarbiyah Allah tersebut terhadap segenap yang ada dibumi. Jadi seorang pemimpin harus bias menjadi murabbiy bagi kehidupan dibumu.
Namun demikian sekarang ini, banyak sudah para pemimpin yang meninggalkan rasa zuhud dan wara’. Sehingga  mereka tergoda untuk mementingkan diri dan keluarganya, serta mencari harta dengan dalil agama dan kepemimpinan.
Kepemimpinan yang sufistik itu memang khas, banyak dari literature tasawwuf mengatakan bahwa mereka merupakan orang-orang pilihan yang memang sengaja menghindari bagian-bagian kotor dari dunia untuk mensucikan diri dengan kebersihan yang tertinggi. Mereka orang-orang sufi tidak hanya berpantang dengan yang haram, tetapi dengan yang mubah dan syubhat pun mereka berpantang. Karena dari yang mubah akan membawa kelalaian.
Para pemimpin kita yang  sekarang ini berpantang dengan yang haram pun sudah bagus, tetapi mereka tidak berwacana mengenai hal-hal yang dibolehkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan dan komentar agan, semoga semua isi biarkan aku tetap bermimpi bisa bermanfaat.

Translate

Music Live

SEO Links Exchanges, Blog Link Building Service Build Your Links For Free, Links Building Service SEO Links Attitude | Free SEO Links Building Free Backlink Service, Links Building 4 Free
 
Blogger Templates