Memorabilia dalam Keabadian
Judul :
Memorabilia dalam Keabadian
Penulis :
Laila Nurazizah
Penerbit :
Matapena
Tahun :
I, Juli 2010
Tebal :
VIII + 152 Halaman
ISBN :
979-25-5316-9
“Kenapa kita
punya rasa rindu? Karena kita mengingat memori dan membuat kita merindukan
memori itu. Lalu, bagaimana kalau kita tidak punya memori?” (halaman 109).
Perjalanan kisah romansa saat remaja
sangat menarik untuk diingat dan diputar kembali. Kehidupan remaja mungkin
menjadi kenangan yang paling berkesan. Apalagi kenangan itu berbumbu dengan
percintaan. Dan tentunya setiap orang memiliki pengalaman memori yang berbeda.
Sekalipun itu hanya memori, tetapi
jika menyangkut perasaan tentu itu merupakan hal yang sangat berkesan. Cerita
romansa remaja itu akan kita dapatkan dalam novel bertajuk “Memorabilia dalam
Keabadian”. Dari judul saja kita dapat menerka isi atau cerita dari novel yang
satu ini. Tentu menyangkut kenangan (memori) percintaan seorang remaja.
Dalam menjalani cerita percintaan
tentu tak selamanya manis dan penuh bunga keindahan. Tapi juga tak selamanya
terus menyakitkan dan penuh derita. Namun, akhir dari sebuah percintaan mungkin
rasa yang paling pahit.
Dan hal itulah yang dirasakan oleh
Sekar. Sekar merupakan sosok perempuan yang selalu memutarkan memori-memori
kehidupan percintaannya. Seolah dia enggan untuk melepas memori tersebut.
Perempuan kelas XII ini juga harus menerima kekasihnya berpaling kepada
perempuan lain. Hal yang lebih menyakitkan justru pacarnya selingkuh dengan
sahabat dekatnya.
Namanya adalah Lara. Satu sisi Lara
terjebak dalam kubangan perasaan cinta. Lara tak mau kehilangan sosok pria
bernama Rama. Saat bersamaan, dia merasa sangat bersalah karena telah mencintai
pria yang juga dicintai sahabatnya, Sekar. Padahal, sebelumnya, mereka bagaikan
keluarga. Mereka saling tertawa bersama saat di ruang kelas. Kemana-mana selalu
bersama. Saat Sekar menjalin kasih dengan Rama, Lara memang sudah merasa iri
melihat kemesraan mereka berdua.
Saat ini yang tersisa dan dimiliki
Sekar adalah memori dan sebuah boneka lucu pemberian Rama. Saat itulah
perempuan puitis ini tidak dapat melepaskan memori indah saat bersama Rama. Dan
tentunya, mengunjungi tempat-tempat favorit saat berdua, salah satunya adalah
sebuah kafe yang terletak di pinggiran kota Jakarta.
Kafe itu menjadi tempat memori yang
membuat perempuan yang aktif di tabloid sekolah ini tak pernah menyentuh cappuccino. Memori yang membawanya
berevolusi menjadi perempuan pencinta black
coffe (halaman 40). Karena dia merasa hidupnya bagaikan warna kopi yang
hitam pekat.
Sebetulnya Sekar telah menemukan
sosok pria yang dapat menghapus bayang-bayang Rama. Namun, saat Sekar membuka
harapan itu kepada salah satu pelayan kafe favoritnya. Pria itu pun keburu meninggalkannya sebelum Sekar
menyatakan isi hatinya.
Akhirnya, Sekar pun merasakan
kesunyian itu datang kembali menghampirinya. Lagi-lagi di kafe itu, ia
kehilangan sosok pria yang dapat menghibur kesedihannya. Pria yang dapat
menghapus bayangan Rama dalam hidupnya. Namun, itulah perjalanan hidup,
terkadang yang kita harapkan itu belum tentu yang terbaik untuk kita. Dan Sekar
harus merasakan kesunyian itu kembali menghampiri hidupnya.
Pada bagian “Rindu & Memori
(Sekar & Rama)”, dikisahkan Sekar terkapar di rumah sakit. Yang lebih
menyedihkan adalah dia mengalami hilang ingatan. Padahal, Sekar sangat menjaga
memori itu agar terus berputar disela-sela kerinduannya terhadap cintanya.
Namun memori indah yang dijaga selama ini hilang begitu saja. Terkait dengan
masalah rindu, terdapat kalimat yang menarik untuk disimak. “Partikel kerinduan
ternyata bukan hanya datang karena kita mengingat memori. Tapi juga datang
karena kita menyadari memori yang kita miliki sudah hilang.” (halaman 116-117).
Sekar terkaget-kaget saat melihat
orang-orang asing yang menangis di sekelilingnya. Terutama sosok pria yang
menyapa pertama kali, saat Sekar membuka kelopak matanya. Tak ada memori yang
tersisa, dia tak mampu mengingat apapun sejak saat itu (halaman 110).
Saat detik-detik terakhir, Sekar
mengatakan bahwa memori tetap menjadi sebuah memori. Memori akan selalu membawa
kita untuk merasakan rindu. Tapi, jangan jadikan kerinduan ini melumpuhkan
kita. Maka, teruslah berjalan tanpa menghalangi jalan yang sama. (halaman 134).
Pada bagian “Surat Kecil dari Buda (Bunda Sekar)” barulah
dapat diketahui bahwa Sekar mengalami koma dan hilang ingatan disebabkan
kecelakaan. Ayah bilang bunda harus kuat. Karena kamu (Sekar) juga kuat. Kamu
pasrah menghadapinya, dan kepasrahanmu menjadi obat penahan sakitmu. Itulah
surat curahan hati Ibunda Sekar saat merasakan kerinduan atas kepergian Sekar
ke Haribaan-Nya.
Novel ini cocok dibaca oleh para
remaja yang hendak mengetahui makna persahabatan, rindu dan cinta. Tiga kata
itu menjadi kunci dalam cerita novel yang ditulis oleh Laila Nurazizah. Selain
itu, di dalamnya penuh dengan romansa percintaan remaja. Tapi juga diselingi
dengan lika-likunya yang akan membawa kita ke dalam hipnotis dan menimbulkan
rasa terharu yang sangat luar biasa. Jadi, walaupun sudah berkali-kali membaca
novel ini akan menghanyutkan perasaan kita pada ambang keterharuan dan
kesedihan.
Selain dengan alur cerita yang apik
dan menawan, pembaca juga akan mendapatkan VCD Sountrack Novel Memorabilia
secara gratis saat membeli buku ini. Jadi, akan menambah penghayatan kita dalam
membaca novel ini sambil mendengarkan lagu-lagu yang indah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan dan komentar agan, semoga semua isi biarkan aku tetap bermimpi bisa bermanfaat.