Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………….
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………….
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………….
BAB 1 – Pendahuluan………………………………………………………………………………………….
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………….
B.
Rumusan
Masalah ………………………………………………………………………………………..
C.
Tujuan
Pembuatan Makalah……………………………………………………………………………...
D.
Manfaat Penulisan………………………………………………………………………………………..
BAB 2 – Pembahasan………………………………………………………………………………………….
A.
Pengertian Kelangkaan dan Macam-Macam Sumber Daya Alam
dalam Ekonomi……………………...
B.
Pengukuran Ekonomi Terhadap Kelangkaan…………………………………………………………….
C.
Peranan SDA dalam
pembangunan………………………………………………………………….
BAB 3 – Penutup………………………………………………………………………………………………..
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………………………………...
B.
Saran……………………………………………………………………………………………………...
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Masalah sumber daya timbul karena adanya ketidakseimbangan
antara sumber daya yang tersedia dengan kebutuhan manusia yang terus meningkat.
Ada empat masalah yang berkaitan dengan keberadaan sumber daya, yaitu masalah
kependudukan dengan lingkungan hidup, masalah produktivitas lahan dan manusia,
masalah kualitas lingkungan dan masalah penyebaran sumber daya. Hukum
kelangkaan merupakan landasan fundamental bagi keberadaan ekonomi sumber daya
manusia dan ekonomi sumber daya alam. Ekonomi sumber dayamanusia sebagai cabang
khusus dari ilmu ekonomi pada dasarnya menjelaskan bagaimana memanfaatkan sumber daya manusia yang terbatas dalam rangka menghasilkan berbagai barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia seoptimal mungkin. Sejalan dengan itu, ekonomi sumber daya alam juga merupakan cabang khusus dari ilmu ekonomi yang kajiannya memfokuskan pada masalah pemanfaatan sumber daya alam yang ada, baik pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang. Dalam membahas fokus kajiannya, ekonomi sumber daya manusia tidak hanya menggunakan teori ekonomi mikro tetapi juga teori ekonomi makro. Di lain pihak, ekonomi sumber daya alam lebih banyak menggunakan pendekatan teori ekonomi mikro. Ekonomi sumber daya manusia dan ekonomi sumber daya alam keduanya dapat dikategorikan sebagai ilmu ekonomi terapan atau ilmu ekonomi normatif.
khusus dari ilmu ekonomi pada dasarnya menjelaskan bagaimana memanfaatkan sumber daya manusia yang terbatas dalam rangka menghasilkan berbagai barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia seoptimal mungkin. Sejalan dengan itu, ekonomi sumber daya alam juga merupakan cabang khusus dari ilmu ekonomi yang kajiannya memfokuskan pada masalah pemanfaatan sumber daya alam yang ada, baik pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang. Dalam membahas fokus kajiannya, ekonomi sumber daya manusia tidak hanya menggunakan teori ekonomi mikro tetapi juga teori ekonomi makro. Di lain pihak, ekonomi sumber daya alam lebih banyak menggunakan pendekatan teori ekonomi mikro. Ekonomi sumber daya manusia dan ekonomi sumber daya alam keduanya dapat dikategorikan sebagai ilmu ekonomi terapan atau ilmu ekonomi normatif.
B. Rumusan masalah.
1.
Bagaimana
pengukuran ekonomi terhadap kelangkaan ?
2.
Bagaimana
peran SDA dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi ?.
C. Tujuan Pembuatan Makalah.
1.
Sebagai
tugas pengganti UAS pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
2.
Untuk
mengetahui tentang pengukuran ekonomi
terhadap kelangkaan.
3.
Untuk
menambah pengetahuan tentang kelangkaan yang terjadi di Indonesia.
D. Manfaat
Penulisan.
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup beberapa yang
diantaranya sebagai berikut :
a) Bagi
Mahasiswa : Makalah ini dapat digunakan
sebagai referensi atau masukan tentang pentingnya pengetahuan terhadap
kelangkaan yang terjadi.
b) Bagi
Masyarakat Umum : Sebagai bahan
bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang pendidikan serta
untuk menambahkan peran aktif masyarakat dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kelangkaan dan Macam-Macam Sumber Daya Alam
dalam Ekonomi
Pengertian Kelangkaan (Scarcity) :Menurut Lipsey, kelangkaan
dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana jumlah kebutuhan manusia yang
sangat tidak terbatas sementara sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut
sangat terbatas jumlahnya. Dengan singkat kata kelangkaan terjadi karena jumlah
kebutuhan lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang tersedia.
Dalam ekonomi sumber daya alam di
bagi menjadi dua yaitu :
1.
SD. Alam yang dapat diperbarui (renewable resources),
dimana sumber daya alam ini memiliki kemampuan untuk memperbarui baik secara
alami maupun harus dengan campur tangan manusia.
2.
SD. Alam yang tidak dapat diperbarui (non renewable
resources), yaitu sumber daya alam yang tidak mempunyai kemampuan
memperbarui baik alami maupun oleh manusia. Misalnya berbagai macam tambang.
B.
Pengukuran Ekonomi Terhadap Kelangkaan
Kebenaran
dari seluruh alat pengukur masih perlu dikaji bagaimana ketelitian dari alat
ukur tersebut. Pendekatan dengan biaya produksi, maupun scarcity rent harus
dikaji ulang mengingat kondisi pasar yang ada, khususnya apakah mekanisme pasar
dapat bekerja secara sempurna, tidak ada eksternalitas, dan tidak ada campur
tangan pemerintah. Pendekatan baik secara fisik maupun secara
ekonomis sama-sama memiliki kelemahan. Pendekatan secara fisik tidak memiliki
kepastian mengenai besarnya persediaan. Sedangkan pendekatan secara ekonomis
memiliki kelemahan yaitu bila mekanisme pasar tidak dapat bekerja secara
sempurna. Oleh karena itu masih sulit untuk memastikan kondisi dari sumber daya
alam itu, apakah masih melimpah atau sudah langka adanya .
Pendekatan
yang di gunakan dalam mengukur kelangkaan di bagi menjadi dua yaitu :
a.
Biaya Produksi
Ekonom klasik Ricardo dan Jevons
melihat bahwa peningkatan biaya produksi berhubungan dengan semakin
berkurangnya persediaan sumber daya alam. Memang barang sumber daya alam sudah
terus menerus diambil dari bumi ini. Barneett dan Morse telah meneliti pola
perkembangan biaya produksi untuk komoditi ekstraktif sepanjang sejarah
perkembangan industri di Amerika Serikat
Barnett dan Morse memulai studinya
dengan melihat pada doktrin Klasik tentang meningkatnya kelangkaan ekonomis
akan sumber daya alam. Pada umumnya orang percaya bahwa sumberdaya alam secara
ekonomis memang langka, dan berkembangnya waktu sumberdaya alam itu menjadi
semakin langka, dan ini akan menganggu kehidupan manusia dan pertumbuhan
ekonomi. Namun dalam studi Barnett dan Morse itu, dikemukakan bahwa teori
klasik mengenai meningkatnya kelangkaan sumberdaya alam itu tidak dapat
diterima, kecuali dalam hal yang sangat
terbatas atau tertutup.
Barnett dan Morse membuat hipotesis
tentang kelangkaan sumberdaya alam yaitu bahwa sumberdaya alam itu semakin
langka bila:
1.
Biaya rill persatuan output meningkat terus selama
periodepengambilan.
2.
Biaya komoditi yang diambil relatif lebih tinggi
daripada biaya produksi komoditi lain.
3.
Harga komoditi yang diambil relatif lebih tinggi dari
pada harga komoditi lain.
b.
Beberapa Alasan
Mengapa SDA tidak Makin Langka.
1. Karena adanya barang subsitusi bagi SDA.
2. Karena adanya penemua baru dg dipa kainya metode ekplorasi baru,
seperti metode geofisik, geokemis dan satelit.
3. Karena ada peningkatan dalam impor meneral dan metal.
4. Perkembangan teknologi.
5. Recycling (daur ulang).
c.
Harga Barang
Sumberdaya Alam.
1. Makin mahal harga barang sumberdaya makin langka sumberdaya tersebu.
2. Rent adalah harga bayangan satu satuan barang sumberdaya dalam persediaan.
3. Bila tertarik pada kelangkaan maka rent lebih tepat sebagai alat ukurnya.
Namun bila mengetahui banyaknya pengorbanandala memperoleh SDA, maka
harga lebih tepat sebagai inikatornya karena harga sudah mencakup biaya
produksi dan rent.
4. V.K Smith menemukan bahwa laju penurunan harga barang sumberdaya itu
semakin kecil, ini menunjukkan keadaan sumber daya semakin langkah.
d.
Kelemahan
pengukuran Biaya Produksi Menurut Brown Field.
a. Biaya rata2 oleh Barnett dan Morse dalam mengukur kelangkaan merupakan
indikator yang meragukan karena:
1. Dalam dunia yg berkembang terus, biaya rata2 tidak tepat digunakan untuk
mengukur kelangkaan yg semakin meningkat karena karena tingkat teknologi
berkembang terus.
2. Bahwa biaya persatuantidak memperhitungkan biaya2 pengambilan sumberdaya di
masa datang sebagai akibat dari meningkatnya kelangkaan itu sendiri.
3. Biaya persatuan tidak dapat menjadi indek pengukur yg tepat, karena biaya pengambilan
di masa datang tidak dapat diperhitungkan di sini.
4. Biaya persatuan tidak mencerminkan keadaan semakin berkurangnya SDA.
5. Biaya persatuan merupakan alat pengukur yg kurang tepat.
b. Bahwa harga barang sumberdaya relatif lebih baik dp biaya persatuan sebagai
pengukur kelangkaan SDA karena:
1. Harga riil barang sumberdaya lebih melihat ke depan dan mencerminkan adanya
biaya yg diharapkan di masa yg akan datang baik untuk eksplorasi, pene muan,
maupun pengambilan.
2. Kemajuan teknologi mengalihkan tanda2 kelangkaan SDA yg ditunjukan oleh
harga riil barang sumberdaya. Conto akhir abad ke xix kayu menjadi langka,
tetapi kemajuan teknologi telah dapat menjamin kestabilan harga barang.
3. Harga riil tidak menunjukkan adanya ke cendrungan semakin langkanya SDA yg
memiliki sumberdaya pengganti.
4. Harga riil sumberdaya dapat meningkat atau menurun, yg berarti menunjukkan
adanya kelangkaan, tergantung harga mana yang dipakai untuk membuat angka
indek(price deplator). Oleh karena itu harga barang sumberdaya alam juga
merupakan alat pengukur yang kurang jelas.
c. Nilai dari SDA atau nilai SDA di tempatnya (in situ resources), merupakan
alat pengukur yg ketiga terhadap kelangkaan SDA. Nilai sewa ini lebih tepat
menggambarkan kelangkaan SDA dp dua cara sebelumnya. Nilai sewa SDA pada
umumnya meningkat beberapa puluh tahun yg terakhir, tetapi biaya produksi dan
harga barang justru menurun, khusus nya kayu.
d. Harga Barang Sumberdaya Alam
Kelangkaan
sumberdaya alam dapat dilihat dari harga barang sumberdaya yang semakin
meningkat maupun dilihat dari “ royalty “ atau “ Rent “. Rent adalah harga
bayangan satu satuan barang sumberdaya dalam persediaan ( stock ). Bila
seseorang tertarik pada “ kelangkaan “ maka “ rent “ lebih tetap sebagai alat
pengukurannya. Namun bila seseorang berminat untuk mengetahui banyaknya
pengorbanan dalam memperoleh baran sumberdaya alam, maka harga lebih tepat
sebagai indikatornya karena harga sudah mencakup biaya produksi dan rent.
Selanjutnya karena rent sangat sulit untuk diamati maka “ harga” lebih banyak
dipakai sebagai indikator baik untuk melihat kelangkaan maupun pengorbanan guna
menghasilkan barang sumberdaya alam.
Brown dan
Field mengatakan bahwa semua cara yaitu biaya produksi per satuan, harga barang
sumberdaya alam dan nilai sewa ekonomis memiliki kelemahannya sendiri – sendiri
dan mereka membagi hal – hal tersebut, sebagai berikut :
1.
Biaya rata- rata atau biaya persatuan yang dipakai
oleh Barnett dan Morse dalam mengukur kelangkaan sumberdaya alam merupakan
indikator yang meragukan karena hal – hal sebagai berikut.
a.
Dalam dunia yang berkembang terus, biaya rata –rata
tidak tepat digunakan untuk mengukur kelangkaan yang semakin meningkat karena
tingkat teknologi berkembang terus.
b.
Bahwa biaya per satuan tidak memperhitungkan biaya –
biaya pengambilan sumberdaya di masa datang sebagai akibat dari meningkatnya
kelangkaan itu sendiri.
c.
Biaya per satuan tidak dapat menjadi indeks pengukur
yang tepat, karena biaya pengambilan di masa datang tidak dapat diperhitungkan
di sini.
d.
Biaya per satuan tidak mencerminkan keadaan semakin
berkurangnya sumber daya alam.
e.
Biaya persatuan merupakan alat pengukur yang kurang
tepat.
2.
Harga barang sumberdaya relatif lebih baik dari pada
biaya per satuan sebagai pengukur kelangkaan sumberdaya alam karena :
a.
Harga rill barang sumberdaya lebih melihat kedepan dan
mencerminkan adanya biaya yang diharapkan di masa datang baik untuk eksplorasi,
penemuan, maupun pengambilan.
b.
Kemajuan teknologi mengalihkan tanda – tanda
kelangkaan sumberdaya alam yang ditunjukkan oleh harga rill barang sumberdaya.
c.
Harga rill tidak menunjukkan adanya kecenderungan
semakin langkanya sumberdaya alam yang memiliki sumberdaya pengganti (
subsitusi ).
d.
Harga rill sumberdaya dapat meningkat ataupun menurun,
yang berarti menunjukkan adanya kelangkaan atau berkurangnya kelangkaan
tergantung pada harga mana yang dipakai untuk membuata angka indeks ( price
deflator ). Oleh karena itu harga barang sumberdaya alam juga merupakan alat
pengukur yang kurang jelas.
3.
Nilai sewa dari sumberdaya alam ( economic rent ) atau
nilai sumberdaya alam ditempatnya ( in
situ resources ), merupakan alat pengukur yang ketiga terhadap kelangkaan
sumberdaya alam. Nilai sewa ini lebih tepat menggambarkan kelangkaan sumberdaya
alam daripada sumberdaya yang disebut sebelumnya. Nilai sewa ( economic rent )
semberdaya alam pada umumnya meningkat dalam beberapa puluh tahun yang
terakhir, tetapi biaya produksi dan harga barang justru menurun.
Namun ada
beberapa keberatan terhadap alat pengukur ini, diantaranya yaitu :
a.
Sulit untuk mendapatkan data nilai sewa ekonomis dari
sumberdaya alam, karena nilai sewa semberdaya alam itu tidak praktis dalm
jangka pendek.
b.
Nilai sewa lebih memperkirakan kelangkaan sumberdaya
alam yang semakin meningkat dalam arti ekonomi, tetap berkurangnya sumberdaya
alam secara fisik belum tentu sejalan dengan kenaikan nilai sewa semberdaya
alam sebagai cermin dari kelangkaan ekonomis.
c.
Sebagai sumberdaya alam diusahakan untuk memenuhi
kepentingan umum, sehingga harga pasar tidak mencerminkan penilaian yang
sesungguhnya terhadap sumberdaya alm itu.
d.
Tidak ada “future
market” untuk sumberdaya alam, sehingga tingkat harga dimasa yang akan
datang hanya ditentukan oleh harapan saja ( expectation ).
e.
Semberdaya alam mempunyai aspek baran publik, yang
pengkonsumsiannya tidak harus mengeluarkan orang yang tidak sanggup membayar (
exclusion principel tidak berlaku ), dan kalau barang itu dikonsumsi tidak
mengurangi yang tersedia untuk dikonsumsi orang lain ( rivalry in consumption
tidak berlaku ), sehingga harga pasar kurang dapat mewakili.
Sebagai upaya selanjutnya, Brown dan
Field mengajukan sebuah alat lagi yaitu dengan melihat elastisitas subtitusi
antara faktor – faktor produksi khususnya kapital dan tenaga kerja apabila
terdapat kelangkaan sumberdaya alam.jadi dengan melihat kemudahan bagi faktor
produksi lain dalam menggantikan sumberdaya alam yang relatif semakin langkah.
Semakin berkurangnya semberdaya alam sebenarnya tidak perlu ditakutkan asalkan
ada kemudahan untuk menggantikan sumberdaya yang semakin langkah itu dengan sumberdaya
lain yang lebih banyak jumlahnya. Jadi dalam hal ini sumberdaya alam itu tidak
langkah selama sudah dalam mencarikan penggantinya. Oleh karena itu tampaknya
ukuran kelangkaan itu dapat dilihat dari elastisitas subsitusinya yang
mencerminkan tanggapan dalam perubahan penggunaan sumberdaya alam dan
sumberdaya pengganti terhadap perubahan harga.
C.
Peranan
SDA dalam pembangunan.
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya
sumberdaya alam tidak sama dengan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya
barang sumberdaya yang yang dipakai dalam proses produksi.Semakin cepat
pertumbuhan ekonomi akan emakin banyak barang sumberdaya yang diperlukan dalam
proses produksi yang pada gilirannya akan mengurangi tersediannya sumberdaya
alam yang ada di dalam bumi karena barang sumberdaya itu harus diambil dari
tempat persediaan (stock) sumberdaya alam. Jadi semakin menggebunya pembngunan
ekonomi di negara yang sedang berkembang termasuk negara kita Indonesia karena
merasa tertinggal dari Negara lain dan ingin menghilangkan adanya kemiskinan di
negara tersebut,maka akan berati semakin banyak barang sumberdaya yang diambil
dari dalam bumi dan semakin sedikitlah jumlah persediaan sumberdaya alam
tersebut.Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan yang positif antara
jumlah dan kuantitas barang sumberdaya dan pertumbuhan ekonomi,tetapi
sebaliknya ada hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya
sumberdaya alam yang ada didalam bumi.Disamping itu dengan pembangunan ekonomi
yang cepat yang dibarengi denagan pembangunan pabrik,akan tercipta pula
pencemaran lingkungan yang semakin membahayakan kehidupan manusia.
Hubungan antara jumlah penduduk pertumbuhan ekonomi,barang
sumber daya alam dan lingkunga dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar diatas dapat di jelaskan bahwa hubungan antara
jumlah penduduk,pertumbuhan ekonomi,barang sumber daya alam dan
lingkungan,.Dengan berkembangnya jumlah penduduk perekonomian harus lebih
banyak menyediakan barang dan jasa demi mempertahankan atau mempertinggi taaf
hidup suatu bangsa.Namun peningkatan produksi barang dan jasa akan menuntut
lebih banyak produksi barang sumber daya alam yang harus diambil dari
persediannya.Akibatnya sumber day alam menjadi semakin menipis dismping
itupencemaran lingkungan semakin meningkat seiring laju pertumbuhan
ekonomi.Jadi dengan pembangunan ekonomi akan terjadi dua macam akibat yaitu di
satu pihak memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia berupa semakin
tersedianya barang dan jasa dalam perekonomian dan dilain pihak terdapat dampak
negative bagi kehidupan manusia berupa pencemaran lingkungan dan menipisnya
sumber daya alam.Oleh karena itu pembangunan ekonomi haruslah bersifat
pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan yang yang berkelanjuta
dan tidak menguras SDA.Konsep pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi
merupakan hal yang berbeda. Terjadinya pembangunan ekonomi selalu dibarengi
dengan pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhan ekonomi belum tentu mencerminkan
terjadinya pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
kriteria. Keberhasilan pembangunan ekonomi. Keterkaitan antara sumber daya
manusia dan alam dengan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh konsep fungsi
produksi. Dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi, pengembangan sumber daya
manusia mutlak diperlukan. Melalui pendekatan terpadu pengembangan sumber daya
manusia, peranan sumber daya manusia dalam proses pembangunan ekonomi akan
semakin penting. Ada hubungan tertentu antara pertumbuhan ekonomi dengan sumber
daya alam dan dengan barang sumber daya alam. Hubungan negatif terjadi antara
pertumbuhan ekonomi dengan sumber daya alam, sedang hubungan positif terjadi
antara pertumbuhan ekonomi dengan barang sumber daya alam. Peranan sumber daya
alam dalam pembangunan ekonomi akan ditentukan oleh tingkat teknologi, modal
dan juga kualitas sumber daya manusianya itu sendiri. Memacu pembangunan
ekonomi berarti pula mengurangi persediaan sumber daya alam. Karena itu
diperlukan pengertian pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana dan lestari,
yang disertai pula dengan pengertian tentang pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kelangkaan melalui
pendekatan secara fisik maupun secara ekonomis sama – sama memiliki kelemahan.
Pendekatan secara fisik tidak memiliki kepastian mengenai besarnya persediaan,
sedangkan pendekatan secara ekonomis memiliki kelemahan yaitu bila mekanisme
pasar tidak dapat bekerja secara sempurna. Oleh karena itu masih sulit untuk
memastikan kondisi dari sumberdaya alam itu, apakah masih melimpah atau sudah
langkah adanya, walaupun kita mengetahui secara pasti bahwa pengambilannya telah dilakukan secara
terus – menerus bahkan dengan laju yang semakin meningkat.
Dapat
disimpulkan juga bahwa ketelitian dari alat pengukur ini perlu dikaji bagimana
ketelitian dari alat pengukur tersebut. Pendekatan dengan biaya produksi,
maupun scarcity rent harus mengingat kondisi pasar yang ada; khususnya apakah
mekanisme pasar dapat bekerja secara sempurna, tidak ada eksternalitas (
eksternality ), dan tidak ada campur tangan pemerintah.
Pentingya peranan sumber daya alam
dalam pembangunan berkelanjutan, tanpa menghindari kepunahan dari sumber daya
alam itu sendiri.
Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan dan
pengendalian melalui berbagai usaha antara lain:
a.
Pengambilan
sumber daya alam tidak boleh melebihi tingkat pertumbuhan.
b.
Kapasitas
lingkungan dalam menyerap pencemaran tidak boleh berkurang.
c.
Melestarikan
fungsi lingkungan baik sebagai sumber bahan mentah maupun sebagai penampung
limbah.
d.
Menyatukan
pemikiran ekonomi dengan ekologi.
e.
Peran
serta masyarakat setempat dalam pengelolaan sumber daya lingkungan ditingkatkan
melalui penyuluhan-penyuluhan.
B.
Saran
Semoga
dengan tersusunya karya tulis ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang, ekonomi sumberdaya alam dan mengetahui aspek – aspek kelangkaan
sumberdaya alam. Selain itu agar dapat mengetahui betapa pentingnya peranan
sumberdaya alam terhadap ekonomi.
Daftar Pustaka
http://biarkanakutetapbermimpi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan dan komentar agan, semoga semua isi biarkan aku tetap bermimpi bisa bermanfaat.