KH Abdurrahman (GusDur) tanggal 29 November2003
mengungkapkan kepadapers terjadinya pembunuhanterhadap dua orang kiai
PKB(Partai Kebangkitan Bangsa)asal Jember dan Lumajang,Jawa Timur. Pelakunya
terlatihdan terorganisasi. Kejadiannyamirip teror ninja diBanyuwangi menjelang
Pemilu1999. Ini adalah usaha untukmenggagalkan Pemilu 2004,kata Gus Dur.Kita teringat pemberitaanmedia massa lima
tahun yanglalu mengenai rentetanpembunuhan terhadap dukunsantet (tenung)
diBanyuwangi. Korbandipenggal kepalanya,dicincang-cincang, bagiantubuhnya
digantung di pohonatau dilemparkan ke dalammasjid. Pembunuhnyaberpakaian hitam,
bertopenghitam, bersenjata arit danpedang, bagaikan ninjaJepang. Rakyat ketakutandibuatnya.Akhir Agustus 1998
tercatatlebih dari 50 kasuspembunuhan. Selama bulanSeptember rata-rata tiga
kalisehari terjadi pembunuhan.Bulan
Oktober teror ninjameningkat.Rakyat lalu membentukkelompok-kelompokkeamanan
desa, berjaga-jaga,mendirikan rintangan jalan,memberlakukan jam malam,dan
membalas dengan aksimemburu orang-orang yangdisangka ninja. Pada akhirOktober
kelompok-kelompokitu telah menewaskan palingsedikit 35 orang yang
dicurigaisebagai ninja.Lebih dari dua
pertiga korbanpembunuhan oleh teror ninjaadalah pengikut NahdlatulUlama (NU).
Akhir Novemberjumlah korban di Banyuwangitercatat sebanyak 140 orang.Polri Banyuwangi dan paracamat
mengatakanpembunuhan itu diorganisasi.Pangdam Jawa Timur MayjenDjoko Subroto
mengakuikebanyakan pembunuhanmempunyai modus operandiyang sama. Kapolda
Jatimmengatakan para pelakuadalah pembunuh bayaranyang honornya satu jutarupiah
untuk satu kalipembunuhan. Sebuah timpencari fakta dari KomnasHAM
membenarkanketerangan tadi.Berbagai penjelasan diberikanmengenai sebab
musababpembunuhan. Ada yangmengatakan ini adalah gejalahisteria massa. Beberapakelompok
penduduk desamembunuh tetangga merekayang dicurigai melakukanpraktik dukun santet.Ada yang bilang pembunuhanitu berkaitan
dengan gerakananti-komunis tahun 1965-1966.Ketika itu Banyuwangimerupakan basis
PKI, danpemuda Ansor, onderbouwdari NU, melakukan “aksipemberesan” terhadap
orang-orang PKI. Maka adasangkaan bahwa dukun-dukunsantet yang dibunuh itu
bukananggota Ansor dan kinisahabat dan keluarga orang-orang yang dibunuh 30
tahunyang lalu yakni pengikutkomunis membalas dendam.Tetapi hal ini disangsikan,sebab
mengapa pembunuhanbalas dendam terjadi bulanOktober 1998, dan tidaksebelumnya?
Lagipula carakorban-korban pembunuhandibunuh secara sadistismempunyai ciri-ciri
khas suatukampanye yang bertujuanmenyebarkan teror. Ada pulayang
mempersalahkangolongan Kristen, Tionghoa,Muhammadiyah, dan ICMIsebagai dalang
pembunuhan,tapi ini niscaya takmeyakinkan.Pada
tanggal 14 Oktober 1998diadakan di Tuban rapat dandi sana lebih dari 2.000
ulamaNU bertemu dengan parapejabat penanggungkeamanan dan ketertibanprovinsi
Jawa Timur. Paraulama tanpa tedeng aling-aling menuduh para pejabattadi telah
mengasih bekingkepada rangkaian peristiwaitu.Empat
tahun setelahperistiwa, seorang sarjanaAustralia Kevin O’Rourkemenulis buku
berjudul”Reformasi: The Struggle forPower in Post-Soeharto”.Dalam buku ini
disingkapkanbahwa akhir Oktober 1998beberapa perwirapurnawirawan dengan
latarbelakang intel secara terbukamengutarakan kecurigaanmereka. Adapun Bais
(BadanIntelijen Strategis) berada dibelakang pembunuhan-pembunuhan di
Banyuwangi.Letkol (Purn) RudolfBaringbing, perwira Bais yangtelah pensiun
berkata bahwa,”hanya orang edan yang maupercaya pembunuhan itumurni tindakan
kriminal”.Baringbing mencatatbeberapa ciri dari kerjaanintel: pembunuh-pembunuh
itudiorganisasi dengan baik,sifatnya rapi (methodical) dantampaknya dirancang
untukmenebar ketegangankomunal. Dia jugamempertanyakan mengapapara pembesar
tidakmengeluarkan statemenmengenai pembunuhan,kendati telah menahan 157orang
yang dicurigai.Dua orang kolonel lain
yangpurnawirawan yang jugamemiliki pengalaman intelijensetuju dengan
pendapatBaringbing tadi. Merekamemastikan bahwapembunuhan di Banyuwangisangat
mirip dengan operasi-operasi Bais di masa lampau.Beberapa bulan
setelahgelombang pembunuhanmereda, suatu tim wartawaninvestigatif mengutip
secaraoff-the-record sumber-sumbermiliter dari Kodam Jatim yangmenyatakan bahwa
“badanintel militer Bais berada dibalik pembunuhan-pembunuhan”.Para wartawan
itumenemukan bukti bahwasebuah tim pejabat intel yangdikepalai oleh seorang
letkolberada di Situbondo, dekatBanyuwangi, dari awal bulanAgustus hingga
pertengahanSeptember, yaitu periodeketika pembunuhan-pembunuhan terhadap
dukuntenung (santet) dimulaidengan sungguh-sungguh.Tim
intel tersebutmengatakan sedangmengumpulkan bukti-buktimengenai perjudianterorganisasi,
kendati juditidak dikenal di daerahpertanian Banyuwangi. Suatupenyelidikan oleh
tim DPRmengkonfirmasikan bahwarangkaian pembunuhan telahmerenggut nyawa 182
orang.Pembunuhan itu pasti telahdiorganisasi, tetapi sepertipenembakan di
Semanggi(Jakarta), huru hara Mei 1998,dan pembunuhan terhadapmahasiswa
Trisakti, tidak adakesimpulan ditarik mengenaisiapa yang bertanggungjawab.
Pembunuhan-pembunuhan itu tidak pernahbisa dijelaskan (2002: hlm.170-171). Semua paparan tadiadalah cerita
untukmenyegarkan kembali ingatankita.Lima
tahun telah berlalu. KiniGus Dur mengungkapkanpembunuhan dua kiai PKB diJawa
Timur. Tetapi KapoldaJatim Irjen Hery Susanto diSurabaya tanggal 30November
menepis tudinganGus Dur. Tewasnya dua kiaiadalah murni akibat tindakankriminal
murni. Terlalu jauhuntuk mengkaitkan peristiwatersebut dengan usaha
hendakmenggagalkan Pemilu 2004,kata Kapolda.Ketua
Umum PKB Alwi Shihabbereaksi. “Untuk mudahnyamemang polisi bisamengatakan, ini
kriminalmurni. Tapi kami tidak bisamenerima begitu saja.”Polisijuga belum
mampumengungkap kasus yangterjadi lima tahun yang lalu,apakah itu kriminal
murniatau bukan.Panglima TNI JenderalEndriartono Sutarto beberapawaktu yang
lalu mengatakankepada pers tentang adanyausaha untuk menggagalkanPemilu 2004.
Kini Gus Durbicara tentang usaha orangmenggagalkan Pemilu 2004.Jika di masa
mendatangmenyusul tokoh-tokoh lainbicara tentang hal yang sama,jangan-jangan
memang Pemilu2004 bisa gagal.Segala-galanya tetap beradadalam kabut
misterius,walaupun dalam perspektifoperasi intel, tampaknyakayak maling teriak maling.Ini bisa bikin pusing, tapisebelum kita
semua pusing,termasuk Presiden Megawati,saya stop di sini saja dan sayaucapkan
maaf lahir batin,selamat Idul Fitri. (RioL)Oleh : Rosihan AnwarWartawan
SeniorKiai NU dan Pengurus PKBLumajang DiterorKetenangan dan keselamatankiai NU
dan pengurus DPCPKB Lumajang yang konsistendengan DPP PKB pimpinan
KHAbdurrahman Wahid-AlwiShihab terusik. Sejakpembunuhan Ketua DewanSyuro PKB
Jatiroto, KH AsmuniIshaq, kini ganti mereka yangditeror melalui
telepon.Intinya, penelepon memintamereka tidak neka-neka agartak menerima nasib
tragisseperti Kiai Asmuni.”Berdasar laporan yang kamiterima pada hari ini
(kemarin-Red), setidaknya ada tigapengurus PAC dan DPC PKByang menerima teror
melaluitelepon. Selain itu, ada satukiai NU rumahnya terusdikitari dua orang
tak dikenalnaik sepeda motor,” kataWakil Sekretaris PKBLumajang Nanang
Hanafie,Selasa (2/12/2003) petang.Sayang, Nanang keberatanmengungkapkan
nama-namapengurus PAC dan DPC PKByang menerima teror telepontersebut. Namun,
diamenjelaskan, rumah KH KhidirFasah pada Senin (1/12) pukul23.30 terus
dikitari dua orangtak dikenal yang naik sepedamotor. Karena tindakan orangtak
dikenal itu mencurigakan,saudara Kiai Khidir, Haji Lutfimelaporkan situasimencurigakan
di rumah KiaiKhidir kepada polisi melaluitelepon 119.”Akhirnya memang ada
polisiyang meluncur ke TKP diwilayah Kecamatan LumajangKota. Namun, orang
takdikenal yang mengitari rumahKiai Khidir sudah pergi,”tambahnya.Menyinggung
isi ancamankepada pengurus DPC PKB,Nanang mengemukakan, sipenelepon gelap
mengancamakan menghabisi pengurusDPC dan PAC PKB yang beranibertindak
macam-macam.Peneror mengingatkan agarpengurus DPC dan PAC PKBtak terlibat aktif
dikepengurusan DPC PKB yangberkantor di Jl KH Iljas. “Kamimenilai, teror pada
Seninmalam tersebut kemungkinanbesar masih terkait denganpembunuhan terhadap
KHAsmuni Ishaq,” ujarnya.Memang, pascapemilihanBupati Lumajang,
partaiberlambang bola dunia yangdikelilingi bintang sembilan itudililit
persoalan internal.Sebab, kebijakan DPP
PKByang merekomendasikannama Munif Baisuni takdiindahkan secara konsistenoleh
14 anggota FKB di DPRDLumajang. Anggota FKB lebihsuka memilih Achmad
Fawzi,bupati lama Lumajang.Akhirnya, dalam pemilihanbupati Achmad Fawzi
terpilihkembali sebagai orangpertama di kabupatenberpenduduk satu juta
orangtersebut.Akibat lebih lanjut dari konflikdi internal PKB Lumajangadalah
terjadi pembelahanpolitik di tubuh PKB. Kini adadua kepengurusan PKB.Pertama,
PKB yang berkantordi Jl Suhandak pimpinan HasanSaid yang menolak kebijakanDPP
PKB membekukan DPCPKB Lumajang. Adapun PKByang konsisten dengankebijakan DPP
PKB dipimpinPjs AS Hikam. DPC PKBtersebut berkantor pusat di JlKH Iljas. Nanti
kan yangdiakui KPU adalah caleg yangdiusulkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan dan komentar agan, semoga semua isi biarkan aku tetap bermimpi bisa bermanfaat.