Social Icons

Blogger Widgets

Pages

Minggu, 15 Juni 2014

Keadilan




Sering kali kita bertanya pada diri kita sendiri tentang keadilan dimasa globalisasi ini, sementara sepekulasi tentang keadilan saja yang kerap kita temui tanpa adanya bukti dan kenyataan. Bagai embun yang tak harus tersenyentuh dibawah terik matahari, dan bagai gelombang yang terus mengikis daratan tanpa bertepi. Dunia semakin hancur dan hati semakin terjajah oleh senyum yang tersimpan gejolak politik, seakan agama tak lagi terpangpang benderanya dihatinya. Mata melihat materi tanpa tahu kebenaran dan kesalahan, karna pendidikan bukanlah sebuah seperitual yang membawa dirinya melihat kematian melainkan melihat duniawi. Jika semuanya sudah tertera dengan materi, maka tak ada lagi yang namanya keharaman melainkan kehalalan. Lantas dimana keadilan yang sesungguhnya dan bagai mana kita menjadi negara yang maju, sementara janji hanya tinggal janji yang kan menyiksa mereka-mereka yang telah rapuh. Bukan soal pangkat, martabat ataupun kehormatan, akan tetapi sebuah kewajiban untuknya menjadi hidup yang teratas. Penampilan tak lagi menjadi wacana ketika pangkat menghalalkan semuanya, karena dunia adalah sebuah surga yang harus diraihnya.
Dunia sungguh telah hancur, hancur karena peminpin yang telah berdusta pada dirinya sendiri. Dan yang paling hancur pangkat-pangkat kecil juga ikut menjadi boomerang dalam kehidupan rakyat bawah, mengetik dan mencopy watak-watak yang gila hingga mereka juga ikut gila. Dunia... ! kapan kau akan menjadi debu agar kami bisa mencabut dan mendapatkan hak-hak kami yang telah mereka telan, dan menelanjagi mereka yang telah mengambil pakaian kami dan merobek-robek tenggorokan dan mulut-mulut mereka yang telah mengumbar janji yang tak pasti. Mereka bukanlah saudara kami, karna ketika kami bersujud kepada Tuhan kami mereka tak ada didepan, disamping dan dibelakang kami. Mereka tersenyum menikmati makanan kami, mereka tidur-tiduran disofa kami dan mereka berkeliling bersama kendaraan kami.
Mereka bukan peminpin kami yang harus kami taati seperti sabda Nabi, akan tetapi mereka musuh kami, musuh dunia dan musuhmu yang tertindas. Bukan masalah kesaktian yang harus kami inginkan, akan tetapi mereka babi-babi yang tersesat dan seharusnya berada dalam sarang. Dunia... ! sungguh malang nasibmu kini, harus terinjak oleh babi-babi yang menjijikkan. Dan bila kau telah lelah dengan semua ini, maka teruskanlah agar kau hidup dengan wujud debu. Dan untuk keadilan kami hari ini adalah adil pada diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan dan komentar agan, semoga semua isi biarkan aku tetap bermimpi bisa bermanfaat.

Translate

Music Live

SEO Links Exchanges, Blog Link Building Service Build Your Links For Free, Links Building Service SEO Links Attitude | Free SEO Links Building Free Backlink Service, Links Building 4 Free
 
Blogger Templates